Jumat, 23 Juli 2010

0 Kemajuan Teknologi Munculkan Budaya Copy Paste


Kemajuan teknologi informasi dalam beberapa tahun terakhir ini sangat luar biasa. Perkembangan teknologi ini menimbulkan dampak negatif dan positif. Perlahan tapi pasti
melahirkan budaya baru yaitu copy paste.

Parahnya, hal ini telah merambah ke dunia ilmu pengetahuan dan pendidikan. Satu contoh kasus adalah kebiasaan copy paste yang dilakukan para mahasiswa maupun dosen. Baik saat mengerjakan tugas maupun membuat penelitian.

"Hampir semua yang kita cari ada internet. Ini yang membuat kita menjadi dimanja dan akhirnya melahirkan copy paste," kata Abdullah Shahab dosen Teknik Mesin ITS di sela-sela seminar nasional dengan tema 'Peningkatan Kualitas Kehidupan melalui Teknologi Informasi' di STIKOM Surabaya, Jalan Kedung Baruk, Rabu (2/12/2009).

Abdullah mengungkapkan seorang mahasiswa tinggal men-copy data dari internet satu paragraf diambil langsung ditempel. Lalu cari lagi ditempel lagi. Akibatnya, saat ditanya isi karya yang dibuat, mahasiswa itu tidak bisa menjelaskan.

"Hal ini merupakan pekerjaan rumah dunia pendidikan dan akademik untuk menekan kebiasaan salin tempel ini. Pendidik harus menekankan pentingnya kejujuran dalam berkarya," tuturnya.

Menurutnya sekecil atau sejelek apapun, tapi itu karya yang berharga dibanding karya copy paste. Ini kata dia berimbas pada banyaknya muncul ilmuwan karbitan. Tapi menurutnya itu semua kembali kepada individunya.

"Kalau aji mumpung pasti disambar saja tawaran jadi pembicara meski bukan bidangnya," ungkapnya.

Sedangkan menurut, Eko Indrajit mengatakan kemajuan IT menimbulkan evolusi. Pengertian IT menurut staf Kementrian Kominfo ini adalah sesuatu yang baru ditemukan setelah manusia itu lahir. Dia mencontohkan televisi yang ada saat ini.

"Ketika saya lahir sudah ada meskipun kini setipis apapun bagi saya televisi itu bukan IT. Atau juga generasi sekarang yang begitu lahir sudah ada Blackberry. Bagi saya Blackberry itu IT tapi generasi sekarang bukan IT," tuturnya.

Jadi maksud dari IT itu adalah sesuatu yang tiba-tiba muncul di kehidupan kita dan dirasakan bedanya. "Kalau kita berpikir saat ini membuat notebook itu pikiran yang tidak berevolusi," jelasnya.

Sebaiknya seseorang menciptakan aplikasi yang bisa diterima semua lapisan dan sesuai
kebutuhan masyarakat. Tapi aplikasi itu kata dia harus bisa dimengerti masyarakat, sederhana dan nyata.

"Lebih baik kita menciptakan aplikasi untuk ponsel dulu karena semua kalangan kini menggunakannya," pungkasnya. (ze/wln)

0 komentar:

Posting Komentar